Laman

Jumat, 03 Desember 2010

Puisi Berpuisi

 ''kau''

Kau, mengapa mencipta asa untukku
Indah tentangmu selalu dihadapku menggoda
Ku, tak kuasa di hadapmu pasrah tanpa daya
Bukan aku merajuk, tapi api itu telah menyala
 
Kau, seperti harap yang menghampiriku
Air cintamupun kini telah memercikan hatiku
Basah relung ini oleh hunjan rindumu
Ucap bibirku kini selalu senandung tentang mu
 
Kau, ubahlah mimpi ini menjadi kenyataan
Beranimu korbankan segala demi kuatnya cinta
Raihlah jemari kasih yang sedang menggapaimu
Sebutlah aku dalam lagu-lagu yanyiannmu
 
Tuhan Kau kabulkan asa itu untukku....?







"Sendainya"

 
Saat kesendirianku ingin rasanya kamu hadir temaniku
Saat gelisah ku tiba ingin rasanya kamu datang tenangkanku
Saat rindu ini hadir ingin rasanya kamu hadir obati kangenku
Saat cinta ini menggelora ingin rasaya kamu datang sambut cintaku
 
Seandanya kau izinkan ku jadi milikmu
Ku pasrahkan semua ragaku dalam pelukmu
Ku pasrahkan jiwa ini dalam belaimu
Seandainya, hanya seandainya


 "Tersiksa"
Ku, mengapa jadi sering berfikir tentangya
Mengapa jadi sering melamun tentangnya
Mengapa jadi sering berhayal tentangnya
Mengapa jadi sering memimpikannya
 
Ku, mengapa tak sanggup menghapus bayangnya
Mengapa tak sanggup berpaling dari semua ini
Mengapa tak sanggup menghindar dari semua ini
Mengapa tak sanggup berlari dari semua ini
 
Ku, mengapa berharap bisa selalu jumpainya
Mengapa berharap bisa selalu menatapnya
Mengapa berharap bisa selalu besamanya
Mengapa berharap bisa selalu memilikinya
 
Ku, tak tahu, entah mengapa ini terjadi
Mengapa menanti asa yang tak mungkin
Mengapa menggapai yang tak sampai
Mengapa tersiksa karenanya



a kusebut
Pertama tubuh tergetar, pertama nafas tersenggal
Pertama darah mendesir, pertama jantung terpacu
 
Saat pertama kulihat bidadari hadir dihadapku
Saat pertama kulihat bidadari melintas didepanku
Saat pertama kulihat bidadari hilang dari pandangku
Saat pertama itu ku rasa ada perasaan aneh terhadapnya
 
Sang waktu terus berlalu, hari tak lagi terhitung
Pirkirku terusik bayangnya, lamunku selalu tentangnya
Wajahnya, matanya, bibirnya, senyumnya, tawanya ah...... indahnya
Hampa serasa dunia ini bila sesaat tak melihatnya
 
Bidadari...
Tak ternilai bahagianya
Bila kau dihadirkan untukku...



"Cintakah Itu"
 

Saat dekatmu........
Entah mengapa debar dada ini menjadi cepat
Entah mengapa tubuh ini menjadi dingin
Entah mengapa keringat ini menjadi mengucur
Entah mengapa tulang ini menjadi kaku
Entah mengapa nafas ini menjadi memburu
Entah mengapa hati ini menjadi tak tenang
Entah mengapa pikir ini menjadi tidak karuan
Entah mengapa rasa ini menjadi aneh
Entah mengapa diri ini menjadi serba salah
Entah mengapa ucap ini menjadi merancu
Entah mengapa bibir ini menjadi bergetar
Entah mengapa, aku tak tahu
Cintakah itu.............?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar